Banyak orang yang pada awalnya takut untuk
memulai sebuah hal baru. Sebuah hal yang belum pernah ia lakukan
sebelumnya. Ataupun hal-hal yang pernah ia lakukan sebelumnya, namun gagal sehingga
rasa takut itu kembali muncul disaat
ingin memulai nya kembali. Ketakutan tersebut pada dasarnya adalah sebuah bentuk
pertahanan diri seseorang dari kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi pada
dirinya ketika ia melakukan sesuatu hal diluar kemampuannya. Hal-hal yang belum
terbiasa ia lakukan sebelumnya. Kecenderungan setiap orang pada umumnya adalah
takut untuk gagal, takut apabila ia ditertawakan orang lain, takut kehilangan
materi apabila kemudian ia gagal, dan takut dengan sebuah perubahan yang tidak
diterima orang lain. Banyak contoh kasus diluar sana yang menunjukkan sebagian
besar orang gagal memulai hal baru karena terlalu memikirkan apa respon orang
lain terhadap dirinya. Misalnya ketika saya mulai menulis, saya kadang berpikir
apakah orang akan tertarik dengan tulisan saya. Apakah tulisan saya bagus untuk
dibaca. Apakah tulisan saya tidak akan menjadi bahan tertawaan ketika orang lain
membacanya. Dan banyak persepsi-persepsi lainnya yang muncul ketika kita akan
memulai sebuah pekerjaan. Contoh yang lain adalah pada kegiatan Training
Kepemimpinan, saya sebagai instruktur pernah meminta kepada salah seorang
peserta training untuk berorasi didepan semua peserta yang hadir. Spontan saja
ia menolak permintaan saya dengan ekspresi gugup. Kemudian setelah kegiatan itu
selesai saya menanyakan apa alasan terbesarnya sehingga ia tidak berani mencoba
apa yang saya minta. Ternyata alasan terbesarnya adalah karena ia takut jika
penampilannya ditertawakan oleh orang lain. Pada akhirnya saya mengambil
kesimpulan bahwa pikiran kita akan selalu
memunculkan kemungkinan-kemungkinan terburuk atas apa yang belum pernah kita
lakukan. Kemudian anggapan-anggapan negatif tersebut berkembang menjadi sebuah
keyakinan sampai kita benar-benar berhenti mengerjakan apa yang akan kita
kerjakan. Kebanyakan orang sibuk memikirkan bagaimana penilaian orang lain
terhadap dirinya yang sebetulnya orang lain pun tidak akan peduli apakah kita
berhasil atau tidak. Seandainya kita berhasil melakukan hal tersebut artinya itu
adalah sebuah awal yang baik dan kalaupun tidak ini menjadi media pembelajaran
kedepannya. Karena untuk mendapat hasil yang baik kita perlu melakukan hal
tersebut berulang kali, tidak cespleng ujug-ujug angsung baik hasilnya.
Orang yang bermental sukses akan mengubah
persepsi negatif orang lain menjadi sebuah pacuan dalam diri nya yang dipenuhi
dengan energi positif yang meledak-ledak. Ia menjadi semangat yang tak
terbendung oleh apapun dan membangkitkan seluruh potensi dalam dirinya. Sahabat
saya pernah bercerita kepada saya bahwa pada suatu ketika ia pernah akan
menjalankan sebuah program sosial di suatu desa. Namun belum sampai program itu
terlaksana, ternyata hal itu mendapat penolakan dari salah seorang tokoh
masyarakat didesa tersebut. Dan dari penolakan tersebut mengakibatkan program
yang sudah disusun sedemikian baiknya tidak berjalan. Dari peristiwa tersebut
saya melihat bahwa seandainya ia
berfokus pada apa yang akan ia kerjakan dan mengabaikan penolakan tersebut. Maka
ia akan berusaha menemukan solusi atas permasalahan tersebut dengan
mengkomunikasikan program sosial tersebut dengan baik dan meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima program tersebut. Namun
begitulah, kecenderungan kebanyakaan orang akan berhenti melakukan sesuatu
ketika mendapat penolakan dari orang lain. Saya seringkali terinspirasi dengan
orang-orang yang berani mengambil keputusan, mengawali perjalanan baru dengan
sebuah resiko dan akhirnya ia berhasil mencapai kesuksesan nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar