Senin, 16 November 2020

Konsep Membangkitkan Keberanian Diri

 



 

Banyak orang yang pada awalnya takut untuk memulai sebuah hal baru. Sebuah hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Ataupun hal-hal yang pernah ia lakukan sebelumnya, namun gagal sehingga rasa takut itu kembali muncul  disaat ingin memulai nya kembali. Ketakutan tersebut pada dasarnya adalah sebuah bentuk pertahanan diri seseorang dari kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya ketika ia melakukan sesuatu hal diluar kemampuannya. Hal-hal yang belum terbiasa ia lakukan sebelumnya. Kecenderungan setiap orang pada umumnya adalah takut untuk gagal, takut apabila ia ditertawakan orang lain, takut kehilangan materi apabila kemudian ia gagal, dan takut dengan sebuah perubahan yang tidak diterima orang lain. Banyak contoh kasus diluar sana yang menunjukkan sebagian besar orang gagal memulai hal baru karena terlalu memikirkan apa respon orang lain terhadap dirinya. Misalnya ketika saya mulai menulis, saya kadang berpikir apakah orang akan tertarik dengan tulisan saya. Apakah tulisan saya bagus untuk dibaca. Apakah tulisan saya tidak akan menjadi bahan tertawaan ketika orang lain membacanya. Dan banyak persepsi-persepsi lainnya yang muncul ketika kita akan memulai sebuah pekerjaan. Contoh yang lain adalah pada kegiatan Training Kepemimpinan, saya sebagai instruktur pernah meminta kepada salah seorang peserta training untuk berorasi didepan semua peserta yang hadir. Spontan saja ia menolak permintaan saya dengan ekspresi gugup. Kemudian setelah kegiatan itu selesai saya menanyakan apa alasan terbesarnya sehingga ia tidak berani mencoba apa yang saya minta. Ternyata alasan terbesarnya adalah karena ia takut jika penampilannya ditertawakan oleh orang lain. Pada akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa  pikiran kita akan selalu memunculkan kemungkinan-kemungkinan terburuk atas apa yang belum pernah kita lakukan. Kemudian anggapan-anggapan negatif tersebut berkembang menjadi sebuah keyakinan sampai kita benar-benar berhenti mengerjakan apa yang akan kita kerjakan. Kebanyakan orang sibuk memikirkan bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya yang sebetulnya orang lain pun tidak akan peduli apakah kita berhasil atau tidak. Seandainya kita berhasil melakukan hal tersebut artinya itu adalah sebuah awal yang baik dan kalaupun tidak ini menjadi media pembelajaran kedepannya. Karena untuk mendapat hasil yang baik kita perlu melakukan hal tersebut berulang kali, tidak cespleng ujug-ujug angsung baik hasilnya.

Orang yang bermental sukses akan mengubah persepsi negatif orang lain menjadi sebuah pacuan dalam diri nya yang dipenuhi dengan energi positif yang meledak-ledak. Ia menjadi semangat yang tak terbendung oleh apapun dan membangkitkan seluruh potensi dalam dirinya. Sahabat saya pernah bercerita kepada saya bahwa pada suatu ketika ia pernah akan menjalankan sebuah program sosial di suatu desa. Namun belum sampai program itu terlaksana, ternyata hal itu mendapat penolakan dari salah seorang tokoh masyarakat didesa tersebut. Dan dari penolakan tersebut mengakibatkan program yang sudah disusun sedemikian baiknya tidak berjalan. Dari peristiwa tersebut saya melihat bahwa seandainya  ia berfokus pada apa yang akan ia kerjakan dan mengabaikan penolakan tersebut. Maka ia akan berusaha menemukan solusi atas permasalahan tersebut dengan mengkomunikasikan program sosial tersebut dengan baik dan meyakinkan masyarakat  untuk dapat menerima program tersebut. Namun begitulah, kecenderungan kebanyakaan orang akan berhenti melakukan sesuatu ketika mendapat penolakan dari orang lain. Saya seringkali terinspirasi dengan orang-orang yang berani mengambil keputusan, mengawali perjalanan baru dengan sebuah resiko dan akhirnya ia berhasil mencapai kesuksesan nya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR KAYA DARI MILIARDER HONGKONG, PEMILIK DAN EKS CHAIRMAN CK HUTCHISON HOLDINGS; LI KA SHING

Baru-baru ini Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Hongkong tahun 2022. Menurut Laporan Forbes, total kekayaan gabungan dari 50...