Kamis, 17 Desember 2020

Kuliah Online Sambil Sensus, Jangan Sampai Gak Serius


Pandemi covid -19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 mulai menunjukkan titik temu.Kabar baik itu dikonfirmasi oleh pemerintah melalui presiden Joko widodo pada 8 Desember dengan mengumumkan kedatangan vaksin synovac sebanyak 1,2 juta dosis vaksin yang siap untuk didistribusikan.

Tentu kami semua berharap dengan vaksin itu pandemi akan segera berakhir dan dunia akan memasuki babak baru yang disebut new normal dan segala aktivitas akan kembali seperti sediakal termasuk proses perkuliahan.
 
Eittss…kalo menyinggung soal perkuliahan dimasa pandemi nih ya.Ada beragam kisah menarik yang ingin aku bagikan ke temen-temen.Bahkan kisah ini pernah masuk dalam nominasi lomba juga lho,yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga pemerintah yang kredibel menangani urusan data.Penasaran ?? Kuy kita simak dibawah ini.

Halo,sebelumnya aku perkenalkan dulu nih.Nama saya Utomo Nursekhah (Eh kok jadi formal begini sih) saya adalah satu dari sekian banyak penerima manfaat Etos id yang saat ini berkuliah di Universitas Pattimura jurusan teknik sipil.

Pandemi ini bukan saja dirasakan dan memberikan dampak besar kepada para pelaku usaha UMKM maupun buruh yang bekerja diberbagai sector industry dan manufaktur.Hal ini juga dirasakan oleh sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai petani.Salah satu permasalahan yang dihadapi petani saat pandemi adalah sulitnya memasarkan hasil pertanian mereka karena akses transportasi yang sangat dibatasi.

Termasuk didaerahku yang mana untuk mengangkut hasil panen petani sangat bergantung pada akses laut berupa kapal, baik untuk moda penyeberangan antar pulau dalam satu provinsi maupun lintas provinsi.Tentu kondisi ini sangat memukul perekonomian keluargaku.Ditambah lagi dengan beban ekonomi yang lain.Tapi saya selalu percaya bahwa kesulitan diciptakan agar dapat dipertemukan dengan kemudahan dan dapat diambil hikmah dari itu semua.(sedikit anti mainstream nih.kalo yang ini kan:setiap kesulitan pasti ada kemudahan.sudah biasa.hehe..)

Berkah dibalik itu semua,akhirnya saya mendapat panggilan telepon yang tidak diduga-duga waktunya.Sebuah panggilan yang secara spontan membuatku berteriak kegirangan “Yes,akhirnya dapat proyek ! ”Ya panggilan itu dari kantor BPS (Badan Pusat Statistik) kabupaten Seram Bagian Timur yang mengonfirmasi kesiapan saya untuk terlibat dalam moment pencatatan penduduk terbesar di Indonesia,Sensus Penduduk tahun 2020. 

Oh iya kebetulan saya sudah menjadi mitra BPS sejak 2018 yang lalu sehingga tanpa perlu melewati serangkaian tes seperti halnya yang harus dilakukan oleh setiap calon petugas sensus pada umumnya,saya dapat memastikan satu tempat untuk daftar nama petugas sensus yang akan bertugas.

Tentu dengan nada suara yang mantap saya menyanggupi tawaran tersebut.Hal ini tidak terlepas karena proses perkuliahan yang masih berjalan secara online. Saya melihat bahwa ini bukan saja menjadi solusi keuangan keluarga selama pandemi tetapi ini juga akan menambah track record pengalaman saya bekerja di lingkup BPS.

Sebagai konsekuensi saya harus segara kembali ke kampung halaman untuk menunaikan kewajiban yang sudah saya ikrar kan dalam secarik surat perjanjian kontrak kerja yang dibubuhi tanda tangan diatas materai.

Babak baru dimulai,ketika proses pencacahan penduduk baru berlangsung beberapa hari.Kegiatan perkuliahan aktif semester genap juga berjalan.Ditengah beban kerja yang masih sangat banyak, saya terus digempur dengan pertemuan kuliah yang tidak mau kalah padatnya.

Belum lagi kedua-duanya bersamaan dengan moment Youth Inspiration Camp (YIC) sehingga hal ini menyebabkan focus pikiran saya berantakan.Apakah saya harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dulu atau ikut perkuliahan online secara maksimal.

Satu hal lagi yang membuat kepala saya puyeng adalah permasalahan teknis untuk proses perkuliahan online yang tidak mendukung.Baik dari perangkat perkuliahan seperti gawai yang sudah tidak memadai dan suka tiba-tiba mematikan dirinya sendiri ketika baterai baru digunakan beberapa saat.

Maupun dari persoalan teknis diluar kendali manusia,seperti listrik yang dalam sehari bisa mati lebih dari 5 kali atau kadang mati sekali ,tapi kemudian 1 sampai 2 hari baru hidup.Dan ini terjadi bukan hanya sekali tapi sering.Memang saya cukup memaklumi dengan kondisi PLN di kabupaten terpencil ini.Sesekali sambil merutuki meteran listrik yang tidak bersalah yang tertempel di dinding rumah bagian depan ketika listrik belum juga hidup menjelang hari mulai gelap.

Dan hari mulai gelap,bukan saja meteran listrik yang menjadi sasaran empuk ocehan saya sambil meluapkan seluruh kekesalanku pada hari itu,Bupati,dan pejabat-pejabat public tingkat daerah juga tidak dapat lepas dari amukan batin ku yang berisi kemarahan.Sampai-sampai saya berpikir,dimana letak sila kelima,keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia itu.

Apakah sudah gugur bersama nawacita yang sudah raib ditelan hiruk pikuk isu politik di tanah air ?atau mungkin sudah tergadai dengan Foreign Direct Investment melalui proyek OBOR (One belt One Road) nya China.Atau mungkin ??? Ah sudahlah ,aku tidak mau berspekulasi terlalu jauh.Barangkali kalo dimasukkan dalam delik ujaran kebencian saya sudah melanggar pasal itu.

Bukan karena persoalan listrik yang mati dan masalah berhenti sampai disitu.Tapi masalah jaringan juga ikut terganggu dengan mati nya pasokan listrik tersebut.Sudah jaringan dari sono nya kurang kenceng eh ditambah listrik mati jadi semakin memperparah jaringan internet saat itu.Belum lagi dengan tugas-tugas perkuliahan yang semakin banyak menunggu gilirannya untuk disapa.

Barangkali tugas-tugas perkuliahan ku juga cemburu melihat perhatianku yang terlalu berfokus pada tumpukan form C1 data penduduk yang tiap malam aku kencani.Dalam hati aku berfikir ah bodo amat,aku harus fokus,focus,dan focus.Eh kayaknya redaksi katanya kurang tepat.Aku harus kerja,kerja,dan kerja.

Begitu keliatan nya lebih perfeksionis dan sedikit manis untuk dicitrakan.Dalam kondisi seperti ini ada satu kalimat yang selalu membekas dalam ingatan ku selama mengikuti pembinaan di Etos. “Bukan etoser kalau tidak bisa menyelesaikan masalah”kira itulah kalimat yang selalu memacu semangatku ketika sedang menghadapi persoalan yang kompleks dan butuh visualisasi batin yang mendalam seolah-olah semua permasalahan telah saya selesaikan.

Akhirnya persoalan tugas saya kerjakan pada malam hari dan dikirim pada pagi dini hari sekitar subuh.karena pada jam-jam itulah jaringan internet sedang bagus-bagusnya serta bebas dari client atau pengguna internet yang malas bangun pagi atau masalah listrik yang padam pada siang hari.Alhasil persoalan tugas terselesaikan.

Berikutnya tinggal mengatur jam kerja sensus dilapangan dengan jadwal kuliah tatap muka online.Beberapa kali juga pernah hadir perkuliahan sambil mencuri-curi waktu senggang meski hanya beberapa menit.Hari-hari berikutnya akhirnya bisa berjalan seimbang dan sampai di penghujung bulan.

Tandanya hasil pekerjaan harus segara diserahkan kepada Kordinator Sensus Kecamatan (Koseka).Dan saya harus segara kembali ke kota Ambon untuk melanjutkan segala aktivitas akademik.Akhirnya perkuliahan aman,pekerjaan lancar,dan beberapa bulan kemudian saya mendapat informasi bahwa honor sudah dapat diambil dan dompet tebal.Eh kok jadi gak pas gitu sih.Aku ulangi yah.Akhirnya perkuliahan aman,pekerjaan lancer,dan dompet pun tebal (hehe…sombong amatt) 

Senin, 16 November 2020

Konsep Membangkitkan Keberanian Diri

 



 

Banyak orang yang pada awalnya takut untuk memulai sebuah hal baru. Sebuah hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Ataupun hal-hal yang pernah ia lakukan sebelumnya, namun gagal sehingga rasa takut itu kembali muncul  disaat ingin memulai nya kembali. Ketakutan tersebut pada dasarnya adalah sebuah bentuk pertahanan diri seseorang dari kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya ketika ia melakukan sesuatu hal diluar kemampuannya. Hal-hal yang belum terbiasa ia lakukan sebelumnya. Kecenderungan setiap orang pada umumnya adalah takut untuk gagal, takut apabila ia ditertawakan orang lain, takut kehilangan materi apabila kemudian ia gagal, dan takut dengan sebuah perubahan yang tidak diterima orang lain. Banyak contoh kasus diluar sana yang menunjukkan sebagian besar orang gagal memulai hal baru karena terlalu memikirkan apa respon orang lain terhadap dirinya. Misalnya ketika saya mulai menulis, saya kadang berpikir apakah orang akan tertarik dengan tulisan saya. Apakah tulisan saya bagus untuk dibaca. Apakah tulisan saya tidak akan menjadi bahan tertawaan ketika orang lain membacanya. Dan banyak persepsi-persepsi lainnya yang muncul ketika kita akan memulai sebuah pekerjaan. Contoh yang lain adalah pada kegiatan Training Kepemimpinan, saya sebagai instruktur pernah meminta kepada salah seorang peserta training untuk berorasi didepan semua peserta yang hadir. Spontan saja ia menolak permintaan saya dengan ekspresi gugup. Kemudian setelah kegiatan itu selesai saya menanyakan apa alasan terbesarnya sehingga ia tidak berani mencoba apa yang saya minta. Ternyata alasan terbesarnya adalah karena ia takut jika penampilannya ditertawakan oleh orang lain. Pada akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa  pikiran kita akan selalu memunculkan kemungkinan-kemungkinan terburuk atas apa yang belum pernah kita lakukan. Kemudian anggapan-anggapan negatif tersebut berkembang menjadi sebuah keyakinan sampai kita benar-benar berhenti mengerjakan apa yang akan kita kerjakan. Kebanyakan orang sibuk memikirkan bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya yang sebetulnya orang lain pun tidak akan peduli apakah kita berhasil atau tidak. Seandainya kita berhasil melakukan hal tersebut artinya itu adalah sebuah awal yang baik dan kalaupun tidak ini menjadi media pembelajaran kedepannya. Karena untuk mendapat hasil yang baik kita perlu melakukan hal tersebut berulang kali, tidak cespleng ujug-ujug angsung baik hasilnya.

Orang yang bermental sukses akan mengubah persepsi negatif orang lain menjadi sebuah pacuan dalam diri nya yang dipenuhi dengan energi positif yang meledak-ledak. Ia menjadi semangat yang tak terbendung oleh apapun dan membangkitkan seluruh potensi dalam dirinya. Sahabat saya pernah bercerita kepada saya bahwa pada suatu ketika ia pernah akan menjalankan sebuah program sosial di suatu desa. Namun belum sampai program itu terlaksana, ternyata hal itu mendapat penolakan dari salah seorang tokoh masyarakat didesa tersebut. Dan dari penolakan tersebut mengakibatkan program yang sudah disusun sedemikian baiknya tidak berjalan. Dari peristiwa tersebut saya melihat bahwa seandainya  ia berfokus pada apa yang akan ia kerjakan dan mengabaikan penolakan tersebut. Maka ia akan berusaha menemukan solusi atas permasalahan tersebut dengan mengkomunikasikan program sosial tersebut dengan baik dan meyakinkan masyarakat  untuk dapat menerima program tersebut. Namun begitulah, kecenderungan kebanyakaan orang akan berhenti melakukan sesuatu ketika mendapat penolakan dari orang lain. Saya seringkali terinspirasi dengan orang-orang yang berani mengambil keputusan, mengawali perjalanan baru dengan sebuah resiko dan akhirnya ia berhasil mencapai kesuksesan nya.

 


Selasa, 10 November 2020

Anda Dimasa Depan Adalah Apa yang Anda Pikirkan Saat Ini



Semua yang terjadi pada hidup anda lahir dari sebuah pemikiran. Pemikiran anda saat ini menentukan diri anda 10 tahun kedepan, 20 tahun, 30 tahun, dst. Anda lah yang memegang kendali hidup anda dengan pemikiran anda bukan orang lain. Begitupun Tuhan telah menetapkan takdir anda dengan sangat indah. Semua kembali pada apa yang anda persepsi kan atas ketetapan Tuhan itu sendiri.

Pemikiran akan membentuk sebuah pola berulang-ulang yang akan mempengaruhi setiap tindakan, perasaan, dan mental anda. Kemudian lingkungan dimana anda menghabiskan banyak waktu anda, dengan siapa anda berdiskusi, akan sangat berpengaruh terhadap diri anda sampai anda benar-benar akan selaras dengan lingkungan tersebut.

Maka mencari lingkungan yang sesuai dengan impian-impian anda adalah hal wajib yang harus anda lakukan. Jika anda ingin menjadi seorang pengusaha tentu anda harus menjalin interaksi dengan orang-orang yang sukses di bidang tersebut. Hal itu tentu saja menjadi media untuk berbagi pengetahuan. Mentransfer ilmu-ilmu baru yang didapat langsung dari pelaku bisnis. Dan secara tidak langsung akan bekerja efek domino layaknya antara magnet dan besi yang didekat kan akan saling tarik menarik sampai besi itu menjadi magnet yang akan menarik benda - benda magnetik disekitarnya.

Sudah saatnya kita mulai membayangkan akan menjadi seperti apakah kita di masa yang akan datang. Lakukan dengan hal-hal kecil setiap hari apa yang menjadi impian anda. Kesuksesan tidak bisa dibayar dengan instan melainkan semua harus dicicil dengan memantaskan diri dari sekarang. Konsistensi dan fokus selanjutnya akan menjadi penentu ketika anda sudah memulai perjalanan anda dengan keyakinan yang mantap. Apakah perjalanan anda akan terhenti ditengah jalan atau tetap berjalan sampai menuju puncak kesuksesan.

Tanamkan dalam pikiran anda bahwa anda adalah orang yang istimewa. Dengan segala kelebihan dan kemampuan spesial yang tidak dimiliki oleh orang lain. Mulailah dengan pemikiran positif maka saya percaya bahwa akan lahir tindakan-tindakan hebat dalam kehidupan anda. Dan kesuksesan sudah ada didepan mata anda.






Minggu, 01 November 2020

Inilah saatnya, Jangan tunda lagi kesuksesanmu

 


Pernah saya bertanya kepada salah satu sahabat saya di kampus, “Kapan kamu akan sukses  ? ” Dia menjawab “Mungkin nanti di usia sekitar 30-an tahun, setelah lulus kuliah kemudian bekerja” Dan sejenak saya berpikir. Kenapa harus menunggu sampai di usia tersebut? Padahal cukup banyak orang diluar sana yang mampu mencapai titik kesuksesan di usia yang relatif muda bahkan bisa dikatakan belia.

Sebagian besar orang menafsirkan kesuksesan sebagai sebuah hal yang harus ditunggu sampai pada waktu tertentu. Bukan saya bermaksud untuk membandingkan orang yang satu dengan yang lain nya karena setiap orang punya kelebihan dan kapasitas yang berbeda. 

Tapi saya hanya ingin mempertegas bahwa kesuksesan bukan soal waktu. Kesuksesan adalah sebuah komitmen, dan keputusan dari dalam diri seseorang yang mana setiap saat dapat anda putuskan kapan anda akan sukses. Terlepas dari apapun definisi sukses menurut anda. Percayalah bahwa kesuksesan dapat diraih kapanpun yang anda inginkan.

Secara tidak langsung, ketika anda mengatakan bahwa anda akan sukses ketika sudah memiliki pekerjaan yang mapan dengan penghasilan tinggi, atau ketika anda sudah memiliki gelar akademik yang berderet mulai dari sarjana sampai doktor, atau ketika anda sudah memiliki perusahaan sendiri, atau ketika ini dan ketika itu. 

Hal itu berarti anda dalam keadaan sadar telah menunda kesuksesan anda sendiri. Anda mengkonfirmasi ketidakpantasan diri anda untuk sukses saat ini. Dan ketika anda sudah menunda, maka setiap penundaan cenderung akan menghasilkan penundaan berikutnya. Tentu ini akan sangat menurunkan semangat dan motivasi diri anda. 

Percaya atau tidak anda akan terjebak dalam situasi yang membuat anda tidak berkembang.Ya anda akan menjadi penghuni zona nyaman.Umumnya mereka yang berada di zona nyaman disebabkan oleh dua hal. Pertama karena ia takut mengalami perubahan dengan berbagai dinamikanya.

Dan kedua karena ia terlalu jauh menetapkan skala waktu pencapaian atas kesuksesan itu sendiri. Sehingga anda merasa bahwa belum saat nya waktu bagi saya untuk sukses, waktu masih terlalu panjang.

Suatu ketika ada seseorang dengan ambisius nya mengatakan kepada saya bahwa suatu hari nanti ia ingin memiliki bisnis dengan berbagai macam anak perusahaan nya yang bergerak dibeberapa sektor industri dan ritel. Kemudian saya jawab dengan nada sedikit meledek namun bermaksud untuk memotivasinya, “Nanti mu itu kapan?” Seandainya jika kata “Nanti” itu diganti dengan kata“Segera” 

Misalnya saya segera untuk memiliki bisnis yang dapat menguasai pasar ritel. Maka ini akan menimbulkan efek yang luar biasa. Kalimat ini akan menjadi cambuk yang akan melecutkan motivasi dan membakar semangat anda untuk mewujudkan impian anda.

Setiap diri seseorang membutuhkan persetujuan atas dirinya melalui apa yang ia katakan kepada dirinya.Jika anda mengatakan bahwa saya akan menyelesaikan studi kuliah saya selama 5 tahun. Itu artinya anda telah mengkonfirmasi ketidakmampuan anda untuk menyelesaikan studi kurang dari lima tahun. Anda telah memberi afirmasi negatif kepada diri anda sendiri.

Oleh karena itu yakinlah katakan pada diri anda bahwa anda layak untuk sukses saat ini bukan esok hari. Tetapkanlah tenggat waktu untuk mencapai kesuksesan anda sesingkat mungkin, tentu dengan membagi-bagi target pencapaian sukses anda menjadi lebih kecil agar lebih mudah untuk dicapai.

Mulai saat ini berhentilah menunggu kesuksesan anda dengan sia-sia. Jemputlah setiap kesuksesan anda dengan mengatakan inilah saatnya. Percayalah dengan sungguh-sunguh bahwa anda mampu dan layak untuk menyandang predikat sukses. Resapilah setiap kata yang dapat memacu semangat anda menjadi sebuah keyakinan. Wujudkanlah keinginan dan,impian anda dengan tulus. Tidak ada kesuksesan yang ditunggu. Tidak ada keberuntungan tanpa persiapan. Dan Inilah Suksesmu.

 

 

 

 

Perjalanan Mencatat Indonesia, Mencari Makna Sebuah Data dari Ujung Timur Indonesia

 



Masih jelas di ingatanku ketika kaki-kaki ini berjalan menerabas rerumputan liar yang tumbuh merana di pinggiran jalan, diantara celah-celah batu obsidian yang  saling bertumbukan ketika terik matahari membakar. Jalan itu menjadi satu satunya akses penghubung dari satu rumah dengan rumah yang lain.

Meskipun kondisinya masih berbatu,tapi keberadaan jalan itu sangat disyukuri oleh masyarakat setempat. Sebab ini merupakan wujud pembangunan didesa tersebut yang paling dirasakan oleh masyarakat. Kebetulan karena di desa tersebut tingkat kepadatan penduduknya masih sangat rendah, sehingga jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain masih terbilang cukup jauh, ini menjadi sebuah tantangan bagi saya dalam menyukseskan hajat Negara sepuluh tahunan tersebut. Sebuah Pencatatan Penduduk  serentak di seluruh wilayah Indonesia atau istilah resminya disebut Sensus Penduduk Tahun 2020.

Sedikit saya perkenalkan mengenai wilayah kerja statistik (Wilkerstat) tempat saya bertugas dalam misi pencatatan penduduk ini bertempat di kecamatan Bula Barat kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku, tepatnya didesa Waisamet. Sebuah desa dengan lingkup geografis berupa areal pertanian yang didominasi oleh persawahan. Dengan kondisi alam pedesaan yang masih alami. Hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan mindset masyarakat setempat dikehidupan sehari-harinya.

Tak terlepas dari itu,sikap mereka sebagai responden dalam menerima kedatangan petugas sensus telah menorehkan banyak kisah menarik bagi saya.Ada beragam respon yang sudah saya rangkum dalam tulisan ini.

Sebagai prolog saya ingin menyampaikan  bahwa Sensus Penduduk Tahun 2020 dilaksanakan menggunakan sistem yang berbeda dibandingkan dengan periode sebelumnya.Dilaksanakan ditengah pandemik,sehingga mengharuskan pemerintah untuk melakukan berbagai strategi dan penyesuaian melalui Badan Pusat Statistik di setiap daerah sebagai pelaksananya.

Adanya penyesuaian terhadap regulasi ini bertujuan agar tidak menciptakan kluster baru penyebaran Covid-19.Menggunakan system DOPU (Drop Off Pick Up) atau yang bisa saya analogikan seperti sistem jemput bola tanpa menendang.

Kedatangan saya dari rumah ke rumah sebagai petugas sensus telah mengundang banyak kecurigaan dari masyarakat.Pasalnya,dengan menggunakan berbagai perlengkapan protokol kesehatan layaknya petugas medis yang akan melakukan uji rapid test ,banyak yang memandang aneh dengan tampilan tersebut.

Bertemu responden,  berbincang, dan  bercengkrama menjadi sesuatu hal yang tak terhindarkan dalam pencacahan penduduk tersebut. Tujuannya tak lain adalah supaya dapat memperoleh data sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan karena saya tidak bisa memaksa responden yang memiliki keterbatasan untuk mengisi kuesioner secara mandiri. Apabila dipaksakan dikhawatirkan dokumen akan rusak, hilang, atau data yang diisi tidak lengakap.

Suatu ketika setelah saya mendatangi ketua Satuan Lingkungan Setempat (SLS) untuk melakukan konfirmasi penduduk di SLS tersebut. Kemudian saya langsung melakukan pengecekan sekaligus penyerahan dokumen secara door to door dan membantu pengisian dokumen C1 yang sudah saya berikan. Saat proses pengisian kuesioner banyak sekali respon dari masyarakat yang saya terima. 

Tak sedikit responden yang bertanya kepada saya “mas, pendataan seperti ini untuk dapat bantuan ya. ” Ada juga mereka yang bertanya dengan nada mengeluh, “mas ini pendataan ini untuk apa ya ? Kalau Cuma didata tapi giliran ada bantuan saya tidak pernah dapat, toh percuma saja.” Ada juga responden yang menanyakan dengan polosnya,

“Mas, ini Sensus Penduduk kok pakai buku nikah segala ?” Sesekali ada yang bertanya dengan nada yang menjengkelkan “Lho ini Sensus kok nanya-nanya rumah, wong saya masih tinggal sama mertua. Memangnya pemerintah mau kasih bantuan rumah ?” bahkan beberapa masyarakat bertanya sambil mengkait-kaitkan isu politik “Mas,  pendataan untuk pilkada ya? ” 

Selain dari beragam pertanyaan dan komentar diatas ada banyak sekali respon masyarakat yang menurut saya kurang mengenakan. Tentu saya memahami ini sebagai bentuk ketidaktahuan masyarakat akibat rendahnya akses informasi yang mereka terima. Sebagai kepanjangan tangan dari BPS saya berkewajiban untuk memberikan pemahaman yang baik dan professional.

Apalagi ditengah pandemik seperti ini banyak sekali masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi. Ada pemahaman di masyrakat yang mengatakan bahwa pendataan ini sebagai bentuk pemutakhiran data penerima bantuan sosial.Bisa dibayangkan jika pemahaman seperti ini dimiliki oleh seluruh responden,itu artinya saya harus menjelaskan perihal tersebut kepada semua responden.

 

BELAJAR KAYA DARI MILIARDER HONGKONG, PEMILIK DAN EKS CHAIRMAN CK HUTCHISON HOLDINGS; LI KA SHING

Baru-baru ini Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Hongkong tahun 2022. Menurut Laporan Forbes, total kekayaan gabungan dari 50...