Rabu, 03 Februari 2021

PENTING!!! Ini Dua Hal yang Dapat Membunuh Potensi Diri Kamu


Saya yakin setiap orang dari kita semasa kecil pasti pernah dicekoki dengan perkataan seperti ini. “Nak kalau sudah besar nanti kamu harus jadi orang sukses” atau “Nak, apapun yang terjadi kamu harus sukses” dan perkataan itu sudah pasti keluar dari kedua orang tua kita. Hal inilah yang saya sebut sebagai doktrin sukses. Menurut Robert T Kiyosaki ada dua tipe orang tua (ayah) yang mengajarkan mental miskin atau mental kaya pada anaknya. 


Ayah (mental) kaya mengajarkan anaknya untuk belajar bersungguh-sungguh dengan menguasai suatu keahlian agar dapat membangun asset guna untuk meningkatkan passive income sedangkan ayah miskin mengajarkan agar anaknya untuk belajar bersungguh-sungguh agar dapat bekerja di perusahaan besar dengan gaji besar. Lalu apa hubungannya dengan contoh perkataan diatas tadi?


Jika perkataan itu diucapkan oleh ayah kaya maka perkataan tersebut akan berdampak lebih baik daripada jika diucapkan oleh ayah miskin. Tapi kok bisa sih, perkataan yang sama diucapkan oleh orang yang berbeda akan memiliki dampak yang berbeda. Ya, sangat bisa. Karena setiap perkataan orang tua terhadap anaknya akan membangun mental seorang anak kelak menjadi seperti apa. Apakah perkataan tersebut akan menjadikan booster (peningkat) bagi anak tersebut atau justru akan membatasi mental anak tersebut. 


Ayah kaya biasanya akan mengatakan perkataan tersebut dengan sebuah sugesti berupa mental kaya kepada anaknya, sehingga hal ini dapat menjadi sebuah afirmasi positif yang akan menguatkan anak tersebut. Berbeda halnya dengan ayah miskin, perkataan nya justru cenderung akan menjadi benteng pembatas terhadap kemampuan dirinya sehingga akan membentuk mental block terhadap anak itu. Biasanya dalam kehidupan ada satu tipe seorang ayah yang bahkan hanya sekadar memberikan penguatan saja terhadap anak itu dengan perkataan perkataan positif 
tapi ayah tersebut tidak menunjukkan lebih detail mengenai maksud dan definisi dari 
perkataan nya. Pertanyaannya apakah ini lebih baik?
 
Mari kita bahas lebih lanjut.

Seorang ayah dengan tipe seperti ini memberikan kebebasan kepada seorang anak atas pilihan hidup yang diambilnya tanpa mendikte kan apa kemauan sang ayah kepada anaknya. Sosok ayah seperti ini tidak ingin membatasi kemampuan yang dimiliki anaknya dengan ego yang dimiliki ayahnya. Misalnya ayah ini tidak pernah memaksakan apakah anaknya harus menjadi sosok tertentu seperti dokter, pengusaha, ilmuwan atau apapun itu. Melainkan ayah seperti ini menginginkan agar anaknya dapat berkreasi mengeluarkan segala potensi terbaiknya sesuai dengan apa yang disukai dan diminati nya. 

Lalu bagaimana pengaruh perkataan tadi? 

Menurut riset yang dilakukan pada tahun 1998 menunjukkan bahwa pengaruh perkataan orang tua terhadap anak ber resiko tinggi untuk membuat kecemasan atau ketakutan saat dewasa. Tentu tidak semua perkataan tersebut akan menjadi sebuah ketakutan. Pada konteks yang lebih baik, perkataan orang tua bahkan justru dapat menjadi motivasi terbesar buat sang anak untuk mengeluarkan semua kemampuan anaknya.


Misalnya, anda pasti mengenal Khabib Nurmagomedov sosok petarung MMA asal Rusia dengan rekor kemenangan yang tak pernah terkalahkan. Sebelum memutuskan pension dia pernah mengatakan bahwa “Tidak mungkin saya bisa berada di sini tanpa ayah saya. Saya telah berjanji kepada ibu saya bahwa inilah pertarungan terakhir saya.” Perkataan ini telah membuat takjub kepada seluruh penggemarnya dan kita semua bahwa pengaruh yang diberikan oleh sosok orang tua sangat berperan dalam menentukan mental seseorang. Apakah ia akan menjadi seorang yang bermental juara atau seorang bermental pecundang?


Secara umum, doktrin sukses yang sering dilontarkan oleh orang tua terhadap anaknya baik oleh ayah bermental kaya maupun miskin akan membentuk sebuah ketakutan terhadap sang anak. Hal ini karena doktrin tersebut cenderung akan membatasi kemampuan sang anak untuk mengekspresikan kemampuannya secara maksimal. Dan memaksa kita untuk selalu berhasil dalam kehidupannya. Agar selalu sukses dalam segala hal. Padahal dalam kehidupan selalu ada hal yang saling beriringan. Ada sukses ada gagal, ada kaya ada miskin, ada tinggi ada rendah. Itulah sebuah keniscayaan hidup yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. 


Hal inilah yang selanjutnya membentuk mental anak menjadi mental penakut ketika sudah dewasa nanti. Takut untuk gagal, takut untuk mencoba, takut untuk memulai sesuatu, takut untuk bercita-cita tinggi, dan ketakutan ketakutan lainnya yang membatasi kemampuan hebat sang anak.


Tentu sebagian besar dari kita pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Saya seringkali mengalami ketakutan ketika tidak menjalankan apa yang diperintahkan oleh orang tua kepada saya. Sebenarnya ketakutan atau rasa takut itu perlu dimiliki seseorang untuk mendorong dirinya agar berubah, bertumbuh, kemudian berkembang menjadi pribadi yang lebih matang. Sedangkan yang tidak boleh adalah mental penakutnya. Mental penakut ini yang sering kali menghalang-halangi seseorang untuk bertindak. Sehingga yang terjadi adalah orang tersebut cenderung tidak melakukan apa apa atau ia akan melakukan sesuatu dengan pesimisme dengan kata lain tidak disertai dengan keyakinan kuat dari dalam dirinya untuk berhasil. Mental penakut menjadi salah satu dari sekian banyak mental negatif yang harus dijauhi oleh setiap orang yang sukses.

So... Penasaran dengan apa saja mental negatif. Ikuti update artikel selanjutnya. 

See You On The Top... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR KAYA DARI MILIARDER HONGKONG, PEMILIK DAN EKS CHAIRMAN CK HUTCHISON HOLDINGS; LI KA SHING

Baru-baru ini Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Hongkong tahun 2022. Menurut Laporan Forbes, total kekayaan gabungan dari 50...