Baru-baru ini Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Hongkong tahun 2022. Menurut Laporan Forbes, total kekayaan gabungan dari 50 crazy rich tersebut sebesar USD 328 miliar atau setara dengan Rp. 4.690 Triliun. Nama Li Ka Shing kembali memuncaki daftar klasemen dengan total kekayaan USD 36 miliar (514,8 Triliun). Ada yang menarik dari kisah perjalanan hidup Opa Shing. Penasaran? Mari kita kulik….
Nama Li Ka Shing sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Ia dikenal sebagai seorang investor, dan pengusaha paling berpengaruh di Asia. Di Indonesia, namanya sempat mencuat ke publik setelah aksi merger dua raksasa provider telekomunikasi terbesar yaitu Hutchison 3 Indonesia dan Indosat Ooredo dengan total nilai transaksi Rp 85,8 triliun. Lalu, siapa sebenarnya sosok Li Ka Shing ini.
Kalau kalian mendengar nama orang-orang kaya di dunia seperti Elon Musk, Jeff Bezos, Bill Gates atau Warren Buffet secara spontan mungkin anda akan menyangkal “Ah wajar aja sih mereka bisa seperti itu, kan punya privilege!” Nah, terlepas dari apapun pandangan anda terhadap privilege, kali ini kita bahas sosok yang bisa dibilang minim secara privilege. (Bukan gak ada sama sekali lho ya, tapi minim). Oke, kita mulai.
Li Ka Shing dilahirkan di Chaozhou, Provinsi Guangdong, China pada 29 Juli 1928. Ayahnya adalah seorang guru Sekolah Dasar. Sosok Li ini tumbuh saat China sedang terjadi kekacauan besar sehingga memaksa keluarga nya untuk melarikan diri ke Hongkong. Di Hongkong, Li dan keluarga nya memulai kehidupan baru dengan modal kecil. Malangnya, pada usia 15 tahun Li harus kehilangan sang ayah untuk selamanya karena penyakit TBC. Keadaan ini membuat ia terpuruk dan harus berhenti dari pendidikan nya. Secara formal Li hanya menamatkan pendidikan nya sampai jenjang sekolah dasar.
Kemudian, Li bekerja pada sebuah pabrik perdagangan plastik dengan jam kerja selama 16 jam sehari. Berkat pengalaman dan kecakapan nya bekerja di perusahaan tersebut, akhirnya Li membangun bisnisnya sendiri pada tahun 1950. Perusahaan tersebut bernama Cheung Kong yang memproduksi produk olahan plastik. Selanjutnya perusahaan inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya konglomerasi Cheung Kong Hutchison Ltd. yang bergerak di bidang pelabuhan, telekomunikasi, real estate, infrastruktur, ritel, dan energy.
Btw, sampai sini dulu yah, intinya masih banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan bisnis Li Ka Shing, tunggu update lanjutan nya yah…